Selasa, 04 November 2014

MANFAAT OLAH RAGA

Manfaat Olahraga Bagi Kesehatan Tubuh

Olahraga adalah kegiatan untuk melemaskan otot-otot yang sangat penting dilakukan bagi setiap orang demi menjaga kesehatan tubuh

olahraga

Olahraga adalah kegiatan untuk melemaskan otot-otot yang sangat penting dilakukan bagi setiap orang demi menjaga kesehatan tubuh. Sebab dengan rajin berolahraga maka tubuh akan menjadi sehat dan bugar. Olahraga juga sangat dianjurkan bagi orang yang kesehatannya kurang baik maupun yang sedang menjalankan program diet karena olahraga mampu mengembalikan kesehatan tubuhyang lemas dan dapat membakar lemak dalam tubuh.
Untuk itu, penting bagi Anda menanamkan arti pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh. Olahraga dapat Anda lakukan dimana saja, jalan kaki atau lari mengelilingi komplek setiap pagi juga sudah termasuk olahraga. Yang terpenting adalah melakukan olahraga sebagai kegiatan rutin setiap hari agar kita dapat mengambil manfaatnya. Berikut ini adalah manfaat olahraga untuk kesehatan tubuh :

1. Meningkatkan daya tahan tubuh.

Melakukan olahraga secara rutin dan teratur dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh sehingga jika daya tahan tubuh kita bagus maka tubuh tidak akan mudah terserang penyakit.

2. Meningkatkan kemampuan otak.

Manfaat olahraga secara teratur setiap hari dapat meningkatkan pasokan oksigen dalam tubuh sehingga sirkulasi darah dalam tubuh terutama aliran darah ke otak juga akan lancar sehingga otak bekerja lebih baik lagi.

3. Membakar lemak.

Olahraga merupakan kegiatan yang sudah terbukti dapat membakar lemak dalam tubuh sehingga sangat disarankan bagi Anda yang ingin melangsingkan tubuh untuk melakukan olahraga secara teratur setiap hari.

4. Mengurangi stres.

Olahraga berfungsi untuk meregangkan otot-otot tubuh sehingga membuat tubuh dan otak menjadi segar setiap saat. Dengan tubuh dan otak yang segar maka akan menjadikan Anda terhindar dari stres yang mungkin dapat dialami kapanpun juga.

5. Mengatasi penuaan dini

Usia yang semakin hari semakin bertambah akan menyebabkan suatu perubahan pada tubuh seperti kulit keriput atau disebut juga dengan penuaan. Untuk menghindari penuaan dini Anda dapat melakukan olahraga secara teratur sehingga produktivitas sel-sel baru pada kulit akan terangsang dan kulit akan tampak lebih kencang bebas kerutan.

6. Meningkatkan energi tubuh

Orang yang secara rutin melakukan olahraga akan memiliki stamina yang baik sehingga tidak mudah lemas saat melakukan suatu pekerjaan berat. Sedangkan orang yang tidak pernah melakukan olahraga maka tubuhnya akan cepat lelah saat sedang melakukan pekerjaan berat.
Jadi mulailah dari sekarang meluangkan sedikit waktu Anda untuk melakukan olahraga demi kesehatan tubuh Anda. Jika kesehatan tubuh Anda terjaga maka setiap pekerjaan yang Anda kerjakan juga akan berjalan dengan lancar. Selain dengan olahraga Anda juga dapat menjaga kesehatan tubuh dengan dan minum air putih yang cukup yang bermanfaat menjaga dayan tahan tubuh dari dalam. Salam Sehat Selalu.
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_winVV
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_w
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win

Tidak ada komentar:

Posting Komentar