Jumat, 21 November 2014

SEJARAH TURUNNYA AL-QUR'AN

SEJARAH TURUNNYA AL-QUR'AN

ADS HERE WEB

Di bulan suci Ramadhan, seperti biasa setiap malamnya saya melaksanakan shalat tarawih di mesjid Al-Ikhlas yang berada tidak jauh dari rumah. Malam itu, ustadz yang mengisi kultum di mesjid tersebut menceritakan tentang asal mula turunnya Al Quran. Posting berikut ini adalah sedikit resume yang saya buat setelah mendapatkan kultum dari Ustadz tersebut.

Al Quran diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Al Quran terdiri dari 30 Juz, 6666 ayat, 114 surah dan diturunkan setahap demi setahap selama kurang lebih dua puluh tiga tahun.

Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad dengan tiga cara, yaitu pertama malaikat Jibril turun dalam wujud manusianya dan membacakan ayat-ayat Al Quran kepada nabi Muhammad, kemudian beliau mengikutinya. Kedua, adalah Al Quran turun tanpa perantara malaikat Jibril, sehingga tiba-tiba saja ayat-ayat Al Quran tersebut muncul dalam pikiran nabi Muhammad dan yang ketiga adalah Al Quran turun dengan didahului terdengarnya suara gemerincing lonceng yang sangat kuat. Cara terakhir adalah cara yang dirasa nabi Muhammad sangat berat saat menerima wahyu Allah SWT.

Al Quran yang telah diturunkan ini kemudian diajarkan kepada keluarga dan sahabat-sahabat nabi terlebih dahulu sebelum akhirnya disyiarkan secara terang-terangan kepada masyarakat luas. Pada awalnya Al Quran ini hanya dituliskan pada media seadanya saja seperti kulit unta, tulang binatang dan lain-lain, mengingat pada zaman itu belum ditemukan manfaat kertas sebagai media untuk menuliskan Al Quran.

Pada zaman nabi Muhammad, Al Quran tidak diperbolehkan untuk ditulis, melainkan hanya dihafalkan saja di luar kepala baik oleh nabi Muhammad maupun sahabat-sahabatnya. Sementara itu, untuk menjaga kemurnian Al Quran, setiap malam di bulan Ramadhan malaikat Jibril turun ke bumi dan membacakan ayat-ayat Al Quran tersebut dan nabi Muhammad mendengarkannya dengan seksama. Nabi Muhammad sendiri melarang penulisan Al Quran ini dalam media apapun dalam satu kesatuan.

Setelah nabi Muhammad meninggal dunia, tongkat kepemimpinan Islam diberikan kepada kalifah Abu Bakar As syidiq. Pada masa kepemimpinan Abu Bakar ini, orang-orang Islam yang tipis imannya mulai banyak yang meninggalkan Islam. Mereka meninggalkan semua perintah-perintah Allah seperti shalat, puasa dan zakat. Selain itu, bermunculan pula nabi-nabi palsu yaitu orang-orang yang mengaku sebagai penerus nabi Muhammad.

Bayangkan saja, ternyata sejak ratusan tahun yang lalu sudah banyak bermunculan nabi-nabi palsu ke dunia ini. Maka tentu bukan suatu hal yang mengherankan jika sampai posting ini ditulispun masih saja ada orang-orang yang mengaku dirinya adalah nabi. Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya muslim ini saja ada banyak kasus kemunculan nabi palsu. Di antaranya Ahmad Mussadeq, Lia Eden dan lain-lain.

Kasus terbaru dan masih hangat adalah masalah aliran Ahmadiyah yang menganggap bahwa Ahmad Mirza adalah nabi penerus nabi Muhammad. Padahal Ahmad Mirza adalah nabi yang diangkat oleh ratu Inggris atas jasa-jasanya memimpin sebagian umat muslim Pakistan untuk berperang melawan muslim-muslim yang memberontak kepada kerajaan Inggris yang saat itu menjajah Pakistan. Ratu Inggris kemudian menyatakan bahwa Ahmad Mirza adalah “Nabi baru” umat Islam yang cinta perdamaian. <---- Tulisan yang dicetak miring adalah tambahan dari penulis sendiri dan bukan merupakan bagian dari kultum.

Kembali lagi ke zaman Kalifah Abu Bakar, dengan munculnya nabi-nabi palsu ini, maka Kalifah Abu Bakar kemudian memerintahkan para sahabat untuk memerangi nabi-nabi palsu dan umat Islam yang tipis imannya itu. Sayangnya, banyak sahabat nabi yang hafal Al Quran dalam rangka menegakkan agama Islam kemudian berguguran satu demi satu.

Melihat hal ini, kemudian Umar bin Khatab menyarankan kepada Kalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan menuliskannya menjadi satu kitab saja. Awalnya, ide ini ditentang oleh Kalifah Abu Bakar, karena menurut beliau nabi Muhammad sendiri yang melarang penulisan ayat-ayat Al Quran tersebut, namun setelah melalui perdebatan panjang dan demi menegakkan agama Islam, akhirnya Kalifah Abu Bakar pun mengalah. Setelah itu, dibentuklah panitia pengumpulan dan penulisan Al Quran tersebut.

Ayat-ayat Al Quran itu kemudian dikumpulkan dan ditulis ulang oleh Zaid bin Tsabit. Pada masa Kalifah Umar bin Khatab, kitab Al Quran hanya berjumlah lima buah dan disimpan di lima tempat yang berbeda antara lain, Mekkah, Basrah, Madinah, dan disimpan oleh Kalifah Umar sendiri.

Pada era kepemimpinan Utsman bin Affan, beliau berhasil menaklukkan Syria yang terlebih dahulu sudah mengenal kertas sebagai media untuk menulis. “Teknologi baru“ ini kemudian dimanfaatkan untuk memperbanyak kitab Al Quran. Akibatnya, sekarang semua orang dapat membaca, mengkaji dan memperdalam Al Quran dimanapun dan kapanpun juga. Bahkan, pada zaman sekarang Al Quran diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dengan tentu saja tetap menuliskan ayat-ayat asli Al Quran yang masih berbahasa Arab, sehingga kemurnian Al Quran Insya Allah masih terjaga kemurniannya bahkan sampai sekarang sekalipun. Terjemahan yang ada dalam Al Quran ini semata-mata hanya untuk mempermudah umat Islam untuk mempelajari Al Quran.

10 Kisah Seram Hantu Penunggu Lawang Sewu Gentayangan

10 Kisah Seram Hantu Penunggu Lawang Sewu Gentayangan

One web id — Besar kemungkinan, bagi kamu yang tinggal atau pernah berkunjung ke Semarang tentunya tahu yang namanya gedung Lawang Sewu. Usut punya usut, ternyata gedung yang dibangun pada tahun 1904 itu terletak di bundaran Tugu Muda yang saat masa penjajahan arena itu disebut Wilhelminaplein. Dijuluki sebagai Lawang Sewu atau dalam bahasa Indonesia yaitu Seribu Pintu, karena bangunan ini benar-benar memiliki pintu yang sangat banyak.
10 Kisah Seram Hantu Penunggu Lawang Sewu Gentayangan

Diperkirakan telah 110 tahun lamanya Lawang Sewu berdiri dan menjadi saksi sejarah sekaligus kehidupan rakyat Semarang sehingga membuat Lawang Sewu memiliki banyak sekali kisah. Di mulai dari kisah heroik, bahagia dan menyedihkan. Tak tanggung-tanggung bahkan hingga kisah mengerikan juga ada. Seperti apakah kisah-kisah seram yang ada di Lawang Sewu? Sebagaimana yang kami pantau langsung dari kapanlagi.com, ini dia ulasannya yang akan membuatmu merinding tatkala membacanya!

1. Hantu Wanita Berambut Panjang
Ada salah satu cerita penampakan yang paling dikenal di Lawang Sewu adalah sosok wanita berambut panjang. Tak hanya sebatas itu, bahkan dalam beberapa acara uji nyali di stasiun TV swasta di Indonesia, sosok itu acap kali muncul di kamera. Namun hingga saat ini tak ada yang tahu misteri sosok hantu wanita itu. Hanya saja, penampakan makhluk astral wanita berambut panjang itu sering kali terlihat di lorong-lorong sepanjang gedung Lawang Sewu. Mereka yang pernah menjadi saksi mata, menyadari wanita itu berjalan seakan mencari sesuatu dengan tatapan kosong dan aura mengerikan. Apakah kamu percaya?

2. Aroma Aneh Penjara Berdiri
Di ruang bawah tanah Lawang Sewu terdapat penjara berdiri. Kala itu sebanyak 5 sampai 6 orang tahanan dijejalkan ke dalam kotak yang hanya berdiameter sekitar 60 cm x 1 meter, para tahanan itu berdiri berdesakan kemudian ditutup pintu besi hingga mereka semua mati. Seandainya masih ada yang hidup, maka kepala mereka akan dipenggal dan mayatnya akan dibuang ke sungai kecil di samping Lawang Sewu. Konon karena aksi penyiksaan di penjara berdiri itu, hingga saat ini aroma-aroma aneh dan misterius mulai dari bau anyir darah masih bisa tercium

3. Lorong Hantu Bawah Tanah
Di bagian bawah tanah Lawang Sewu yang juga terdapat penjara serta bunker ternyata juga memiliki sebuah lorong yang dianggap sebagai lorong hantu. Konon, jika seseorang berjongkok dan diam di lorong itu maka dia akan mendapatkan kejutan yang menarik.
Kejutan itu adalah sebuah sosok bayangan berbentuk seperti manusia yang tergantung di atas dengan mata hijau menyala. Bayangan itu akan berjalan merangkak dari atas berusaha mendekati siapa saja yang berhasil melihat sosoknya, persis seperti bayi tetapi merangkak di atas langit. Apakah kamu sanggup melihatnya?

4. Penampakan Bayangan di Langit Lantai Tiga
Sebagai lokasi wisata budaya, sejarah, dan beberapa mistis, Lawang Sewu memang menyimpan banyak kisah misterius. Kamu perlu merogoh uang untuk bisa berkeliling Lawang Sewu bersama seorang tour guide. Menurut kabar, ada seorang juru kunci Lawang Sewu yang bisa memperlihatkan keangkeran Lawang Sewu. Hal itu bisa dilihat di sebuah ruangan di lantai tiga Lawang Sewu. Konon juru kunci itu bisa memanggil sang 'penunggu' yang muncul dalam sosok bayangan yang menggantung di langit-langit. Tapi masalahnya, tak semua pengunjung bisa diajak melihat kesempatan istimewa tersebut. 

5. Ada Sosok Yang Memperhatikan
Selain dua penjara di bagian bawah tanah Lawang, ada sebuah ruang penyiksaan oleh tentara Jepang di lantai tiga gedung yang cukup mengerikan. Di ruang itu ada tempat pemasungan kepala dan perantai badan. Bahkan alat untuk memasung dan merantai para tahanan masih ada di sana dengan kondisi berkarat. Lebih seramnya lagi, jika kamu memasuki ruangan ini maka suasana menyiksa yang secara misterius akan kamu rasakan. Ada yang bilang tiba-tiba sekujur tubuh menjadi merinding dan seakan ada sosok yang terus memperhatikan dari kejauhan yang wujudnya tak kasat mata.

6. Teriakan Misteri di Sumur
Apabila suatu saat nanti kamu berkesempatan ke Lawang Sewu maka di salah satu bagian depan halaman gedung akan ada sebuah sumur tua yang setiap harinya selalu dikunci dan tak pernah dibuka. Sumur tua itu berbentuk tembok meninggi dengan bagian dasar tanah dan bagian atapnya adalah genting warna merah. Menurut rumor yang beredar, di malam-malam hari nan sepi acap kali terdengar suara teriakan kesakitan, tangisan dan ketakutan dari tentara Belanda. Sejarah menyebutkan di tempat itulah banyak tentara Belanda yang tewas dengan cara disembelih oleh para tentara Jepang sehingga kabarnya arwah mereka bergentayangan dan ingin menuntut balas atas kematian mereka yang tak wajar.

7. Penampakan di Ruang Utama
Untuk masuk ke Lawang Sewu kamu harus melewati sebuah pintu gerbang besar sebelum menuju ruangan utama. Beberapa orang yang melintasi area ini memiliki banyak sekali pengalaman penampakan hantu. Yang petama adalah penampakan tangan hitam besar yang menutupi jendela. Lalu di bagian sudut langit-langit ruang utama, pernah ada cerita seseorang yang tak sengaja menyenter di malam hari dan melihat sosok mirip pocong berwajah rusak. Seakan kurang, pernah juga ada yang mengaku melihat bayangan putih yang berlari menembus tembok. Seandainya kamu masih tak percaya, mungkin kamu harus menyempatkan waktu untuk menapakan kaki di Lawang Sewu saat malam hari.

8. Serdadu Belanda Penjaga Pintu
Menurut salah seorang penjaga gedung Lawang Sewu, salah satu titik di mana sosok makhluk kasat mata itu acap kali memperlihatkan diri adalah bagian pintu depan paling barat atau paling timur. Konon, dipercaya sosok penjaga di pintu dengan arah berlawanan itu adalah para serdadu tentara Belanda lengkap dengan senjata laras panjang. Apabila ada seseorang yang menyadari serdadu hantu itu, maka akan diawali dengan hembusan angin agak kencang ataupun semilir yang dibarengi oleh bau-bau misterius mulai dari wangi kemenyan hingga bau anyir darah yang membusuk. Bagaimana menurutmu apakah ini mengada-ada?

9. Kesurupan di Penjara Jongkok
Selain penjara berdiri, ada penjara jongkok pula di bagian bawah tanah Lawang Sewu yang tak kalah sadisnya. Dulu sekitar 5 sampai 9 tahanan dimasukkan ke dalam kotak berukuran 1,5 meter persegi dengan tinggi 60 sentimeter. Para tahanan saling jongkok berdesakan di dalam sana dan kotak itu lalu diisi air seleher dan ditutup dengan teralis besi sampai semua tahanan mati. Hingga saat ini, kondisi penjara jongkok sangat gelap dan penuh air semata kaki. Konon apabila kamu ke penjara jongkok ini sebaiknya jangan melamun, sebab mereka yang pikirannya kosong akan dengan mudah kesurupan. Selain itu, suasana di penjara jongkok sangat pengap dan gelap sehingga dipasang lampu temaram. 

10. Suara Jeritan Noni Belanda yang Ketakutan 
Selain hantu tentara Belanda dan Jepang, hantu perempuan tidak kalah seram di tempat tersebut. Dari dalam gedung tersebut sering kali terdengar jeritan-jeritan suara perempuan yang diperkirakan jeritan itu bersumber dari jerit noni-noni Belanda. Bahkan, setiap muncul jeritan pasti disusul suara derap sepatu laras tentara Belanda dan Jepang. Tampaknya arwah mereka kompak, akan tetapi suara jeritan itu diperkirakan adalah jeritan noni Belanda yang ketakutan tatkala melihat aksi pembantaian Jepang terhadap tentara Belanda. Konon, dulunya banyak tentara Belanda yang tewas disembelih oleh tentara Jepang. Sehingga suara jeritan itu kadang disusul jeritan tentara Belanda yang kesakitan. Namun, dari sekian banyaknya makhluk halus yang menjaga gedung Lawang Sewu tersebut, menurut beberapa paranormal asal Semarang tidak akan mengganggu masyarakat jika mereka nekat masuk ke dalam gedung.

ARTI DARI BEBERAPA ANGKA

Angka 8 (delapan) memiliki banyak arti dan kelebihan. dimana angka ini diyakini merupakan angka keberuntungan. Tanpa mengesampingkan Sang Pencipta Angka, mari kita baca ulasan dibawah ini.
A. Tipografi numerologi Angka 8
perhatikan baik2 angka ini:
8
secara tipografi, angka ini indah sekali bukan? bandingkan dengan angka
1 2 3 4 5 6 7 9 0
angka 8 adalah angka yang sangat unik bentuknya. Dia terbentuk dari sebuah tarikan garis yang tak terputus. Angka NOL juga siiih, tapi liat deh, angka 8 itu begitu estetis membentuk rangkaian lengkung yang begitu anggun dan tidak se-membosankan angka Nol yang cuman berbentuk satu buletan doang. Bandingkan dengan angka2 lainnya.. mereka terbentuk dari satu garis putus, dan bahkan 2 garis waktu kita tulis. Bentuk angka 8 juga amat sangat konsisten, dia tetap akan terlihat sama dilihat dari sudut manapun. Bolak balik, kanan kiri, atas bawah, bentuknya bakal tetep sama, gak kayak angka 6 dan 9 yang plin-plan, atau angka2 lain yang bakal berubah bentuk dan gak konsisten (angka Nol juga siiiiih, tapi angka 0 itu membosankan!)

B. Angka 8 Feng Shui
Banyak orang setuju bahwa huruf memiliki arti bahkan doa. Itulah sebabnya kita dianjurkan memberikan nama yang baik pada anak. Lalu bagaimana dengan angka? angka bagi sebagian orang tidak bermakna apapun. Namum dalam dunia Feng Shui, angka memiliki makna yang khusus dan memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia.

1. Angka 1 atau disebut Bintang uang, adalah angka yang selalu menguntungkan. 1 juga adalah angka air yang diartikan sebagai uang dalam dunia feng shui. Di bawah bintang terbang ini bisa menguntungkan kalau bergerak ke tenggara. Namun berbahaya kalau bergerak ke selatan bisa mengindikasikan kematian muda kalau terjadi kesalahan pengobatan feng shui.

2. Angka 2 atau disebut Bintang penyakit, adalah angka yang membawa penyakit. Dalam feng shui bintang tebang angka ini akan membawa kemajuan di bidang militer namun juga menciptakan duda atau janda muda dan membawa penyakit yang sangat serius.

3. Angka 3 atau disebut Bintang cekcok, adalah bintang yang membawa perkelahian, cekcok, kecelakaan. Bintang ini adalah bintang yang membawa ketidak harmonisan dalam feng shui bintang terbang.

4. Angka 4 atau disebut Bintang seksi, angka ini adalah angka puitis dan romantis. Memajukan pendidikan, karya tulis. Bintang ini disebut juga dead star tidak terlalu menguntungkan pada periode 8 dan 9 yang akan datang. Dalam feng shui bintang terbang angka 4 menciptakan stress pada mental. Lumayan kalau bergabung dengan white star. Tapi membuat pertumbuhan dalam hubungan percintaan kalau terbang ke barat daya.

5. Angka 5 atau disebut Bintang jahat. Bintang yang tidak menguntungkan setiap orang. Angka yang paling susah dikombinasikan. Membawa pengaruh jahat. Membawa gangguan penyakit. Kemanapun muncul dalam feng shui terbang angka ini selalu diperangi. Bintang ini kalau muncul bersamaan dalam bagan tahunan dan bulanan betul-betul menciptakan kecelakaan fatal.

6. Angka 6 atau disebut Bintang surga. 6 keberuntungan dari langit julukan angka ini. Walaupun termasuk angka yang membawa keberuntungan memudar kalau muncul sendiri, angka ini tetap pavorit bagi praktisi feng shui. Karena 6 berarti juga emas, keberuntungan dan kaya.

7. Angka 7 atau disebut Bintang kekerasan. Ini keberuntungan masa lalu dan kemunculannya pada periode 8 sungguh tidak menyenagkan karena 7 juga berarti kekasaran dan perampokan. Atau keberuntungan masa silam.

8. Angka 8 atau disebut Bintang kekayaan ini adalah salah satu white star yang membawa keberuntungan special kalau angka ini muncul pada periode sekarang ini. Selalu membawa keberuntungan ekstra dimanapun angka ini muncul.

Angka 8 adalah angka periode sekarang ini. Praktisi feng shui bintang terbang mengetahui bahwa angka 8 ini adalah angka yang paling menguntungkan untuk periode 8. Angka 8 adalah angka keberuntungan sekarang dan sampai tahun Februari tahun 2024. Dunia bisnis memakai angka ini sebagai akhiran nomer rekening bank, nomer plat kendaraan, nomer rumah, nomer telepon, dan segala bentuk yang menggunakan nomer. Nomer 8 ini disebut juga white star dari 3 angka white star. Dua angka lainnya adalah angka 1 dan 6. Jadi kombinasi angka 1, 6 dan 8 adalah angka-angka keberuntungan periode ini.

Di rumah membuat kolam air berbentuk angka 8 juga akan sangat menguntungkan. Angka 8 adalah angka yang paling kuat di antara angka yang mewakili unsur tanah. Angka lainnya 2 dan 5. Namun disarankan untuk tidak membuat kombinasi dengan 2 dan 5. Buatlah lukisan, perhiasan dengan menggunakan bentuk angka 8 ini. Angka 8 juga dianggap lambang infinity atau angka yang tak pernah berakhir. Keberuntungan tiada akhir. Gunakan figure 8 ini semaunya karena ini akan memberikan keberuntungan ekstra.

9. Angka 9 atau disebut Bintang ganda, adalah angka yang menunjukkan keberuntungan masa depan. Angka ini selalu menggandakan pasangannya. Baik itu buruk atau bagus. Namun masih Favorit untuk digabungkan dengan white star.
Jadi sekarang kita tahu kenapa banyak sekali plat kendaraan adalah 168, 888 dan lain-lain.

C. Istimewa Angka 8
Apa yang istimewa dengan 888? Banyak yang bilang kalo ini adalah angka sempurna walaupun sebenarnya semua angka itu bagus juga sih. Bahkan Olimpiade Beijing dipaksakan untuk dimulai hari 8 Agustus 2008 (08-08-08), jam 08:08:08. Pokoknya serba 8 deh.

Terjemahan Lirik Lagu The Beatles - I Want To Hold Your Hand

Terjemahan Lirik Lagu The Beatles - I Want To Hold Your Hand
Terjemahan Lirik Lagu The Beatles - I Want To Hold Your Hand
I Want To Hold Your Hand
Oh yeah, I'll tell you something

(oh yeah, aku akan katakan padamu sesuatu)

I think you'll understand
(aku pikir kau kan mengerti)
When I'll say that something
(ketika akun kan katakan sesuatu)
I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)
I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)
I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)

Oh please, say to me
(oh tolong, katakan padaku)

You'll let me be your man
(kau kan biarkan diriku menjadi pacarmu)

And please, say to me
(dan tolong, katakan padaku)

You'll let me hold your hand
(kau kan biarkan ku menggenggam tanganmu)

I'll let me hold your hand
(aku kan biarkan ku menggenggam tanganmu)
I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)

And when I touch you I feel happy
(dan ketika aku sentuh kau aku merasa bahagia)       

Inside
(di dalam)
It's such a feeling that my love
(itu seperti sebuah perasaann bahwa cintaku)
I can't hide
(aku tak bisa bersembunyi)

I can't hide
(aku tak bisa bersembunyi)

I can't hide
(aku tak bisa bersembunyi)
Yeah, you've got that something
(yeah, kau sudah mendapatkan sesuatu itu)

I think you'll understand
(aku pikir kau kan mengerti)

When I'll say that something
(ketika aku kan katakan sesuatu itu)

I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)
I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)
I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)

And when I touch you I feel happy
(dan ketika aku sentuh kau aku merasa bahagia)       

Inside
(di dalam)
It's such a feeling that my love
(itu seperti sebuah perasaann bahwa cintaku)
I can't hide
(aku tak bisa bersembunyi)

I can't hide
(aku tak bisa bersembunyi)

I can't hide
(aku tak bisa bersembunyi)

Yeah, you've got that something
(yeah, kau sudah mendapatkan sesuatu itu)

I think you'll understand
(aku pikir kau kan mengerti)

When I'll say that something
(ketika aku kan katakan sesuatu itu)

I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)
I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)
I wanna hold your hand
(aku ingin genggam tanganmu)

Tips Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami

Tips Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami

1.Cara Mengobati Jerawat Dengan Putih Telur
Caranya yaitu, pisahkan kuning telur dan ambil putih telurnya saja. Kocok sebentar lalu oleskan ke wajah dan diamkan selama 15 menit. Putih telur ini akan membantu mengurangi minyak di wajah yang seringkali menyebabkan timbulnya jerawat.

2.Cara Mengobati Jerawat Dengan Pasta Gigi
Satu hal yang perlu diingat disini pasta gigi yang digunakan adalah yang bentuknya pasta(seperti Pepsodent) bukan yang bentuknya gel(seperti Close Up). Caranya hampir sama denga kedua cara di atas. Oleskan pasta gigi ke jerawat dan bagian lain di sekitar jerawat tersebut sebelum tidur. Biarkan semalaman/sampai pagi kemudian bilas dengan air bersih.

3.Cara Mengobati Jerawat Dengan Tomat
Buah yang satu ini selain bagus untuk kesehatan mata juga cukup efektif menghilangkan komedo hitam(blackheads). Yang pertama harus dilakukan adalah mengiris tomat menjadi dua lalu oleskan ke seluruh wajah yang berjerawat dan biarkan selama 15 menit – 1 jam kemudian bilas. dan makanlah untuk perawatan dari dalam.

4.Cara Mengobati Jerawat Dengan Lidah Buaya
Perhatian jangan gunakan lidah yang asli dari mulut buaya ya, he,, Ambil satu daun lidah buaya, potong beberapa bagian, kelupas kulit luarnya, oleskan di bagian yang muncul jerawat, dan ulangi melakukan cara ini tiap pagi dan sore. Jika kalian cukup telaten, jerawat mungkin akan dapat mongering dan mengelupas selama 3 hari. Selain itu lidah buaya juga mampu menghilangkan bekas jerawat yang membandel. Sekali lagi kuncinya hanya satu, telaten.!!

5.Cara Mengobati Jerawat Dengan Bawang Putih
Ada dua pilihan dalam menggunakan bawang putih untuk menghilangkan jerawat. Pertama dengan menumbuk dua atau lebih bawang putih hingga cukup halus lalu dioleskan ke bagian wajah yang berjerawat. Diamkan selama 10 menit lalu bilas. Sedangkan cara kedua adalah dengan memakan satu atau lebih bawang putih setiap hari.
Banyak yang mengatakan kedua cara ini cukup efekktif, namun bagi kalian yang tidak menyukai bau bawang putih mungkin lebih baik menempuh cara yang lain. Jangan khawatir masih banyak cara alami lainnya yang akan saya jelaskan di bawah ini.

6.Cara Mengobati Jerawat Dengan Selalu Bersihkan Wajah
Selalu rawat kebersihan wajah setiap hari dari kotoran dan debu dijalan. Untuk kita yang selalu aktif dan berurusan dengan debu dijalan, maka rajin-rajinlah membersihkan muka sebelum atau sesudah beraktifitas. Sebagai konsumsi dari dalam, maka perbanyaklah makan sayuran dan minum air putih. Buat yang gak suka sayur.!, maka buah yang mengandung air dapat menjadi alternatif dalam merawat wajah dari dalam. Karena kandungan yang terdapat dalam buah dan sayuran sangat diyakini bisa menjadikan wajah kita lebih bersih dan berseri.

Nah banyak Bukan Caranya, sebenarnya banyak sih cara untuk menghilangkan jerawat ini, asal kita rajin untuk mencari tau aja, apa lagi sekarang udah mudah banget untuk mencari Info kan, tinggal buka Internet, pencet tu BB Atau Androidnya, dan Dapet deh infonya, termasuk kamu nyampe ke blog ini,hehe
Ya udah selamat mencoba ya, Jangan lupa tinggalkan komentar di bawah ya, buat Sensasi,hahah.

CARA MENAMBAH TINGGI BADAN

Cara Menambah Tinggi Badan 

  1. Streching
  2. Ini merupakan salah satu cara menambah tinggi badan. Sabis bangun tidur, lakukan streching. Gerakan menendang masing-masing kaki 75 kali. Untuk hasil yang maksimal, setelah itu minum susu yang mengandung kalsium tinggi. Sebelum tidur Anda dapat melakukan streching di tempat tidur. Dengan Posisi tidur dan semua badan ditarik. Kemudian tidur dengan pola yang benar.

  3. Berenang
  4. Dengan mealkukan olahraga yang rutin seperti berenang, basket, bersepeda, dan sebagainya adalah cara alami untuk menambah tinggi badan. Berenang sudah banyak dikenal memiliki manfaat untuk menambah tinggi badan. Berenang dapat membuat tubuh menjadi lebih fleksibel. Lakukan berenang setiap hari minimal 30 menit.

  5. Yoga
  6. Anda dapat melakukan yoga untuk menambah tinggi badan. Lakukan yoga secara rutin dengan diiringi musik slow atau bisa menggunakan headset. Atur pernapasan yang benar pada setiap gerakan. Minum susu yang berkalsium tinggi. Sore hari Anda bisa bersepeda. Sebelum tidur lakukan sedikit yoga di atas tempat tidur dan dengan diringi musik slow. Atur pengaturan pernapasan yang benar. Tidur dengan pola yang benar.

  7. Bersepeda
  8. Bersepada merupakan cara menambah tinggi badan yang dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini karena gerakan kaki pada saat mengayuh , otok kaki akan terstimulasi dan pada akhirnya dapat menambah tinggi badan dengan cepat. Lakukan bersepeda setidaknya 10-15 menit per hari.

  9. Melompat
  10. Sama halnya dengan bersepeda, dengan melompat maka otot kaki akan terstimulasi yang pada akhirnya membuat tubuh menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu melompat sangat cocok untuk dilakukan pada saat sebelum tidur dan bersepada pada pagi atau sore hari.

  11. Tidur dengan pola yang benar
  12. Sering kali seseorang tidur dengan posisi yang salah yang dapat menyebabkan postur tubuh menjadi tidak benar, seperti tubuh yang bungkuk dan sebagainya. Posisi tidur yang benar adalah terlentang, kepala menghadap keatas, kaki lurus, serta tidak menggunakan bantal yang terlalu tinggi.

  13. Tidur secara teratur dan hindari begadang
  14. Jika Anda sudah berolahraga dengan susah payah dan Anda begadang pada malam harinya, maka jerih payah Anda berolahraga menjadi sia-sia. Hal ini karena hampir 95% pertumbuhan manusia terjadi pada saat keadaan tidur. Pada saat keadaan beraktivitas secara normal, terjadi lonjakan hormon pertumbuhan manusia yang cenderung terjadi sekitar satu sebelum waktu tidur. Maka untuk itu tidur secara teratur adalah hal yang wajib dilakukan untuk menambah tinggi badan.

  15. Mencukupi kebutuhan kalsium
  16. Kalsium adalah mineral yang penting bagi pertumbuhan tulang, antara lain untuk metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, mencegah osteoporosis, kinerja kerja jantung, pergerakan otot, dan sebagainya. Sumber kalsium terdapat pada makanan seperti : telur, pisang, susu, keju, yogurt, dan masih banyak lagi.

  17. Hindari makan sebelum tidur
  18. 2 jam sebelum tidur usahakan untuk tidak makan, hal ini dikarenakan makan sebelum tidur dapat memicu hormon insulin yang dapat menghambat distribusi hormon pertumbuhan badan.

  19. Hindari mengkonsumsi makananpenghambat pertumbuhan tulang
  20. Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak dalam jumlah yang banyak, junkfood, gorengan. Hindari juga minuman bersoda, mengandung kafein, alkohol karena dapat menghambat hormon pertumbuhan manusia atau HGH dan memperlambat penyerapan kalsium yang sebagaimana tentunya menghalangi pertumbuhan tulang. Anda dapat minum susu sebagai sumber kalsium bagi tubuh.

  21. Menjaga postur tubuh
  22. Untuk menjaga bentuk tulang belakang, hendaknya untuk tetap menjaga postur tubuh kita agar tidak terlihat bungkuk. Ketika sedang duduk, menulis di meja, ataupun berjalan. Sebisa mungkin untuk menjaga jaga postur dalam posisi tegak agar hal tersebut tidak mempengaruhi bentuk tulang belakang.

  23. Cukupi nutrisi dalam tubuh
  24. Mencukupi protein, vitamin dapat membantu untuk menambah tinggi badan dengan cepat. Sumber makanan yang dapat mempercepat pertumbuhan tulang seperti yoghurt, telur, susu, keju, daging yang merupakan sumber dari zinc, magnesium, dan chromium kalsium yang baik untuk pertumbuhan tulang.
Itulah 12 cara menambah tinggi badan dengan cepat dan secara alami. Lakukan pola hidup baru yang telah Anda susun dengan gaya hidup sehat supaya hasil dapat maksimal. Jangan berlebihan dan memaksakan diri Anda untuk cepat mencapai puluhan cm pada waktu singkat, karena hal ini semua membutuhkan proses. Alangkah baiknya untuk melakukan secara rutin dan jangan memaksakan diri Anda.

Selasa, 18 November 2014

SEJARAH ASAL USUL NAMA INDONESIA


Berikut adalah Sejarah Asal - Usul Nama Indonesia Ditemukan Di masa penjajahan India-Belanda ini muncul nama Indonesia. Pertama kali digunakan oleh dua orang Inggris, yaitu George Samuel Windsor Earl, seorang pengacara kelahiran London, yang bersama James Richardson Logan, seorang pengacara kelahiran Scotlandia, menulis artikel sebanyak 96 halaman di Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia No. 4, tahun 1850 dengan judul "The Ethnology of the Indian Archipelago: Embracing Enquiries into the Continental Relations of the Indo-Pacific Islanders." Mereka menamakan penduduk India-Belanda bagian barat yang berasal Proto-Malaya (Melayu tua) dan Deutero-Malaya (Melayu muda), sebagai Indunesians (Indu, bahasa Latin, artinya: India; Nesia, asal katanya adalah nesos, bahasa Yunani, artinya: kepulauan).


Sedangkan penduduk di wilayah India-Belanda bagian timur masuk ke dalam kategori Melanesians (Mela = hitam. Melanesia = kepulauan orang-orang hitam). Oleh karena itu, Earl sendiri kemudian cenderung menggunakan istilah Melayu-nesians, untuk menamakan penduduk India-Belanda bagian barat. Kemudian Logan merubah Indunesia menjadi Indonesia (Indos dan Nesos, keduanya berasal dari bahasa Yunani) dalam tulisan-tulisannya di Journal tersebut.

Adalah Adolf Bastian, seorang dokter dan sekaligus etnolog Jerman, yang mempopulerkan nama Indonesia ketika menerbitkan laporan perjalanan dan penelitiannya di Berlin, yang diterbitkan dalam karya 5 jilid (1864 – 1894) dengan judul “Indonesien, oder die Inseln des malaysischen Archipels” (bahasa Jerman, artinya: “Indonesia, atau Pulau-Pulau dari Kepulauan Malaya”). Jilid I berjudul Maluku, jilid II Timor dan Pulau-Pulau Sekitarnya, jilid III Sumatera dan Daerah Sekitarnya, jilid IV Kalimantan dan Sulawesi, jilid V Jawa dan Penutup.
Sejak dahulu hingga sekarang, para ilmuwan Eropa lebih senang menggunakan istilah/kata bahasa Latin atau Yunani untuk penamaan hal-hal yang sehubungan dengan ilmiah, demikian juga untuk menamakan ras penduduk di wilayah Malaya dan India Belanda bagian barat.

Eduard Douwes Dekker, dalam bukunya “Max Havelaar” menyebut India-Belanda dengan nama Insulinde, variasi bahasa Belanda untuk Kepulauan India. Ketika Indische Partij (Partai India) yang didirikan oleh keponakannya dilarang oleh Pemerintah India Belanda tahun 1913, para anggotanya mendirikan Partai Insulinde.

Baik Indunesian, Indonesien atau Insulinde semua artinya adalah Kepulauan India, untuk menunjukkan identitas pribumi yang hidup di bagian barat wilayah India- Belanda, sedangkan yang hidup di wilayah timur –Flores, Timor, Maluku dan Papua-sebenarnya adalah orang-orang Melanesia (Kepulauan orang-orang hitam).
Yang termasuk pertama menggunakan kata Indonesia pada awal tahun 20-an adalah Perhimpunan Indonesia di Belanda, Sam Ratu Langie dan Partai Komunis Indonesia.
Jadi kata Indonesia yang sampai sekarang digunakan oleh Republik Indonesia artinya tak lain adalah: Kepulauan India.
Selain Indonesia, yang menggunakan nama yang “diciptakan” oleh orang-orang Inggris dan kemudian dipopulerkan oleh orang Jerman, juga Phillipina (Filipina), yang masih tetap menggunakan nama peninggalan penjajahan. Ketika orang-orang Spanyol menguasai wilayah tersebut, sebagai persembahan kepada raja Spanyol, Phillip, jajahan itu diberi nama Philippina.

Banyak negara setelah merdeka mengganti nama yang “diciptakan” atau diberikan oleh penjajahnya, seperti Ceylon menjadi Sri Lanka, Burma menjadi Myanmar, Indo-Cina menjadi Vietnam, Rhodesia menjadi Zimbabwe, Gold Coast menjadi Ghana, South-West Afrika menjadi Namibia, dll.
Jadi seandainya bangsa ini sepakat untuk meninggalkan nama yang diciptakan oleh orang Eropa, maka Indonesia bukanlah negara pertama yang mengganti nama peninggalan masa penjajahan.
Sejarah Asal - Usul Nama Indonesia Ditemukan Dapat menjadi bahan pertimbangan, untuk kembali menggunakan nama yang telah lebih dari 1000 tahun digunakan oleh nenek moyang kita, yaitu NUSANTARA.

Selasa, 04 November 2014

MANFAAT OLAH RAGA

Manfaat Olahraga Bagi Kesehatan Tubuh

Olahraga adalah kegiatan untuk melemaskan otot-otot yang sangat penting dilakukan bagi setiap orang demi menjaga kesehatan tubuh

olahraga

Olahraga adalah kegiatan untuk melemaskan otot-otot yang sangat penting dilakukan bagi setiap orang demi menjaga kesehatan tubuh. Sebab dengan rajin berolahraga maka tubuh akan menjadi sehat dan bugar. Olahraga juga sangat dianjurkan bagi orang yang kesehatannya kurang baik maupun yang sedang menjalankan program diet karena olahraga mampu mengembalikan kesehatan tubuhyang lemas dan dapat membakar lemak dalam tubuh.
Untuk itu, penting bagi Anda menanamkan arti pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh. Olahraga dapat Anda lakukan dimana saja, jalan kaki atau lari mengelilingi komplek setiap pagi juga sudah termasuk olahraga. Yang terpenting adalah melakukan olahraga sebagai kegiatan rutin setiap hari agar kita dapat mengambil manfaatnya. Berikut ini adalah manfaat olahraga untuk kesehatan tubuh :

1. Meningkatkan daya tahan tubuh.

Melakukan olahraga secara rutin dan teratur dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh sehingga jika daya tahan tubuh kita bagus maka tubuh tidak akan mudah terserang penyakit.

2. Meningkatkan kemampuan otak.

Manfaat olahraga secara teratur setiap hari dapat meningkatkan pasokan oksigen dalam tubuh sehingga sirkulasi darah dalam tubuh terutama aliran darah ke otak juga akan lancar sehingga otak bekerja lebih baik lagi.

3. Membakar lemak.

Olahraga merupakan kegiatan yang sudah terbukti dapat membakar lemak dalam tubuh sehingga sangat disarankan bagi Anda yang ingin melangsingkan tubuh untuk melakukan olahraga secara teratur setiap hari.

4. Mengurangi stres.

Olahraga berfungsi untuk meregangkan otot-otot tubuh sehingga membuat tubuh dan otak menjadi segar setiap saat. Dengan tubuh dan otak yang segar maka akan menjadikan Anda terhindar dari stres yang mungkin dapat dialami kapanpun juga.

5. Mengatasi penuaan dini

Usia yang semakin hari semakin bertambah akan menyebabkan suatu perubahan pada tubuh seperti kulit keriput atau disebut juga dengan penuaan. Untuk menghindari penuaan dini Anda dapat melakukan olahraga secara teratur sehingga produktivitas sel-sel baru pada kulit akan terangsang dan kulit akan tampak lebih kencang bebas kerutan.

6. Meningkatkan energi tubuh

Orang yang secara rutin melakukan olahraga akan memiliki stamina yang baik sehingga tidak mudah lemas saat melakukan suatu pekerjaan berat. Sedangkan orang yang tidak pernah melakukan olahraga maka tubuhnya akan cepat lelah saat sedang melakukan pekerjaan berat.
Jadi mulailah dari sekarang meluangkan sedikit waktu Anda untuk melakukan olahraga demi kesehatan tubuh Anda. Jika kesehatan tubuh Anda terjaga maka setiap pekerjaan yang Anda kerjakan juga akan berjalan dengan lancar. Selain dengan olahraga Anda juga dapat menjaga kesehatan tubuh dengan dan minum air putih yang cukup yang bermanfaat menjaga dayan tahan tubuh dari dalam. Salam Sehat Selalu.
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_winVV
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_w
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win
Sejarah Tottenham Hotspur FC Pada awalnya warna kaus tim adalah biru tua (navy blue), untuk kemudian berubah lagi menjadi biru muda-putih, merah-biru dan coklat-emas. Terakhir pada musim 1899-1900, mereka baru merubah warna tim menjadi kaus putih-celana biru tua, sebagai penghargaan kepada klub Preston North End, klub Inggris tersukses di masa itu. Pada tahun 1888, Tottenham memindahkan kandangnya dari Tottenham Marshes ke Northumberland Park dimana klub sudah mulai mengenakan tiket pada penontonnya. Pada tahun 1892, setelah dibujuk oleh Royal Arsenal (nantinya menjadi Arsenal), mereka berupaya untuk masuk dalam keanggotaan Southern League. Namun ditolak ketika mereka menjadi satu-satunya diantara 23 tim pemohon yang tidak mendapatkan suara voting. Mereka kemudian beralih status menjadi profesional sebelum Natal 1895 dan mengupayakan kembali permohonan untuk masuk menjadi anggota Southern League. Upaya kedua ini akhirnya berhasil. Tahun 1898 Charles Roberts menjadi chairman klub yang nantinya didudukinya sampai tahun 1943. Tahun 1899, Spurs membangun markas barunya di dekat High Road, Tottenham. Stadion itu kemudian dinamai ‘White Hart Lane’, stadion Spurs sampai saat ini. Tahun 1901, Tottenham menjuarai Piala FA dan menjadi satu-satunya klub di luar liga yang memenangkan piala tesebut sejak Football League dibentuk. Pada perayaan kemenangan, piala tersebut diberi pita berwarna oleh istri direktur Spurs Morton Cadman dan itu akhirnya menjadi tradisi yang bertahan sampai sekarang. Tottenham baru masuk sebagai anggota Football League di musim 1908-1909, dimana saat itu keanggotaan dipilih melalui voting. Di musim pertamanya di divisi 2 , Spurs langsung promosi ke divisi 1 setelah keluar sebagai runner up. Tetapi di divisi 1, Spurs hanya bisa menghuni papan bawah klasemen sampai kemudian Perang Dunia I meletus dan kegiatan liga dihentikan (1914-1915). Ketika liga dimulai kembali pada tahun 1919, divisi satu Inggris dimekarkan dari 20 menjadi 22 team. Spurs yang terdegradasi ke divisi 2 langsung promosi pada upaya pertamanya dengan menjuarai divisi 2 musim 1919-1920. Setahun kemudian Spurs bangkit dan menjuarai Piala FA nya yang kedua setelah mengalahkan Wolves 1-0 di final tanggal 23 April 1921. Spurs kemudian meraih posisi runner up liga tahun 1922, sayangnya setelah itu mereka mulai tenggelam kembali ke divisi 2 sampai Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II : Era Arthur Rowe (1949-1955) Pada saat itu sepakbola telah menjadi olahraga yang luar biasa populer di masyarakat Inggris dengan ribuan penonton selalu memadati pertandingan tiap minggunya. Tahun 1949, Arthur Rowe, manager Tottenham saat itu, menciptakan sebuah taktik ‘Push & Run’. Strateginya adalah setelah bola dioperkan pada rekan, pemain lari tanpa bola melewati penjaganya untuk menerima kembali umpan. Ini membuat pertandingan mengalir lebih cepat. Strategi tersebut kemudian terbukti ampuh membawa Spurs keluar sebagai juara divisi 2 musim 1949-1950. Tahun berikutnya, Tottenham kemudian tak tertahankan untuk langsung menjadi juara divisi satu (1950-1951). Pemain-pemain bintang saat itu adalah Alf Ramsey, Ronnie Burgess, Ted Ditchburn, Len Duquemin, Sonny Walters dan Bill Nicholson. Ketidakberuntungan menghinggapi Spurs pada musim berikutnya, dimana cedera menghantui sepanjang musim. Tim-tim lain juga mulai mencontek cara Spurs bermain dan semakin mempersulit Spurs untuk mempertahankan gelarnya. Spurs hanya meraih posisi runner up liga musim 1951-1952. Prestasi mereka mulai menurun terus sampai kemudian Arthur Rowe mundur karena sakit di tahun 1955. Bill NicholsonEra Bill Nicholson (1960-1975) Musim 1960-1961, Spurs yang ditangani oleh Bill Nicholson. Baru pertandingan pertama Nicholson sudah mengisyaratkan bahaya bagi lawan-lawannya dengan kemenangan besar 10-4 atas Everton. Benar saja, Spurs meraih gelar ganda di musim tersebut setelah menjuarai liga dan Piala FA sekaligus. Piala FA kemudian dipertahankan lagi di tahun 1962 dan kemudian menyusul gelar juara Piala Winners 1963 di ajang Eropa. Pemain-pemain kunci asuhan Nicholson pada waktu itu adalah Danny Blanchflower, John White, Dave Mackay, Cliff Jones, Jimmy Greaves dan Terry Medwin. Karena didominasi oleh pemain di usia senja, setelah tahun 1964 Spurs mulai kepayahan karena faktor umur pemain-pemain kuncinya. Nicholson lantas membangun tim dengan mengimpor pemain seperti Alan Gilzean, Mike England, Alan Mullery, Terry Venables, Joe Kinnear dan Cyril Knowles. Hasilnya, mereka kemudian mengalahkan Chelsea di final untuk menjuarai Piala FA 1967 dan finis di urutan ke 3 liga. Nicholson kemudian menambahkan lagi gelar juara Piala Liga tahun 1971 dan 1973 serta Piala UEFA tahun 1972. Nicholson mundur di musim 1974-1975 akibat start buruk Spurs di liga dan juga rasa kecewa pada fans yang membuat kerusuhan atas kekalahan Spurs di final Piala UEFA 1974. Bill Nicholson selama hampir 16 tahun menangani Spurs telah mempersembahkan 8 gelar juara, periode tersukses Spurs sampai sekarang. Periode 1975-1980 Nicholson sempat memberi masukan agar Johny Giles dan Danny Blanchflower ditunjuk untuk menggantikannya, namun usul tersebut ditolak direktur dan pengurus utama Tottenham. Mereka menunjuk Terry Neil, bekas pemain Arsenal, untuk menangani Spurs. Dibawah Neil, musim 1974-1975, klub kemudian malah nyaris terdegradasi. Tekanan fans Spurs yang tidak pernah menerimanya membuat Neil mundur pada tahun 1976 dan digantikan asistennya, Keith Burkinshaw. Tottenham terjungkal ke divisi 2 pada musim 1976-1977 setelah 27 tahun Spurs berada di divisi satu. Penjualan Pat Jennings, kiper utama Spurs asal Irlandia Utara, ke rival abadi mereka, Arsenal, mengejutkan fans dan terbukti sebuah kesalahan fatal. Jennings kemudian melanjutkan karirnya selama 8 tahun lagi di Arsenal, sementara Tottenham harus menunggu sampai tahun 1981 sampai mereka mendapatkan kualitas yang sama di Ray Clemence (dibeli dari Liverpool). Walaupun terdegradasi, pihak board Spurs tetap mempercayakan kursi manager kepada Burkinshaw. Tottenham kemudian mampu promosi di upaya pertamanya walaupun dengan berat. Pada musim panas 1978, Burkinshaw membuat kejutan dengan pembelian dua pemain anggota tim juara dunia Argentina, Osvaldo Ardilles dan Ricardo Villa. Transfer pemain dari Amerika Latin adalah termasuk hal langka di Inggris pada saat itu. Periode 1980-1990 Spurs menjuarai Piala FA pada tahun 1981 dengan mengalahkan Manchester City 3-2, mereka perlu berterima kasih pada Ricky (Ricardo) Villa yang membuat gol solo run yang cantik. Tahun 1982, mereka kembali mempertahankan juara Piala FA setelah mengandaskan QPR di final. Musim 1981-1982, perjalanan Spurs termasuk mulus di semua kompetisi yang diikutinya namun mereka benar-benar tidak beruntung, kalah di final Piala Liga melawan Liverpool, kalah di semi final Piala Winners dan hanya meraih posisi 4 liga. Nama lengkap :Tottenham Hotspur Julukan :Spurs, Lilywhites Didirikan :1882 Stadion :White Hart Lane, London(Kapasitas: 36.310) Ketua :Daniel Levy Manajer :Harry Redknapp Liga :Liga Utama Inggris 2010-11 :Liga Utama Inggris

Copy n Win at: http://bit.ly/copy_win